Pohon jenitri rudraksha
Pohon jenitri atau rudraksha adalah tumbuhan khas tropis Asia yang tumbuh tersebar mulai dari India, Nepal, Srilanka, Myanmar, Malaysia, Indonesia, New Guinea ke Australia, Guam, dan Hawaii. Pohon Jenitri tumbuh baik pada ketinggian 350-1.200 meter dpl.
Di Indonesia tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Sentra penghasil pohon jenitri adalah Jawa Tengah bagian selatan mencakup Kebumen dan Cilacap yang menyumbang 70% produksi jenitri di Indonesia.
Pohon jenitri memiliki nilai ekonomi sangat tinggi. Kualitas kayu jenitri setara dengan kayu mahoni. Daun dan bunganya diolah menjadi minyak jenitri sedang buahnya sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetik. Biji pohon jenitri juga digunakan untuk ritual agama dan aksesoris.
Klasifikasi pohon jenitri
Pohon jenitri rudraksha termasuk dalam Divisi spermatophyta, Subdivisi angiospermae, Kelas dicotyledoneae, Bangsa malvales, Family elaeocarpaceae, Marga elaeocarpus, Jenis spermatophyta.
Pohon jenitri memiliki banyak jenis apalagi sekarang banyak yang mengembangkan jenis jenitri ganitri varietas baru. Tiap jenis mempunyai keunggulan dan jenis biji yang berbeda. Jenis biji dan kualitas biji jenitri inilah yang menentukan harga jual bibit dan biji pohon jenitri. Untuk mengetahui jenis pohon dan biji jenitri silahkan buka artikel jenis dan macam jenitri.
Nama latin pohon jenitri rudraksha adalah Elaeocarpus ganitrus Roxb., yang mempunyai banyak spesies yang tersebar di berbagai belahan dunia. Beberapa spesies jenitri tersebut adalah Elaeocarpus adenophyllus Wall., Elaeocarpus barnardii Burkill, Elaeocarpus cuneatus Wight, Elaeocarpus serratus L., Elaeocarpus malabaricus Oken, Elaeocarpus perim-kara DC., Elaeocarpus perincara Buch.-Ham., Elaeocarpus sphaericus (Gaertn.) K.Schum., Ganitrus roxburghii Wight, Ganitrus sphaerica Gaertn., Misipus serratus Raf., dan Monocera serrata Turcz.
Dalam bahasa Inggris pohon jenitri ganitri dikenal sebagai Rudraksa. Sedangkan di Indonesia dikenal dengan nama Ganitri, Genitri, Jenitri atau Klitri (Madura), Sambung Susu (Jawa), Katulampa / Matadewa (Jawa Barat), biji Mala (Bali), dan biji Sima (Sulawesi).
Deskripsi pohon Jenitri
Pohon Jenitri atau Rudraksha adalah pohon kayu keras dari famili Elaeocarpaceae dengan tinggi mencapai 20-40 meter. Berbatang tegak, berkayu, bulat, dengan percabangan simpodial, dan berkulit kasar berwarna coklat dengan diameter bisa mencapai 150 cm. Pohon jenitri ganitri berakar tunggang berwarna keputihan.
Daun pohon jenitri berjenis tunggal, berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi, dan ujung dan pangkalnya meruncing, tangkai daun sekitar 0.5 cm lebar daun sekitar 4 cm dan panjang hingga 16 cm, daun tumbuh tersebar, bertangkai pendek, dengan pertulangan menyirip.
Daun berwarna hijau muda ketika masih segar dan secara bertahap akan berubah menjadi hijau kemerahan hingga merah seluruhnya kemudian gugur.
Bunga pohon jenitri rudraksha termasuk bunga majemuk berbentuk malai yang muncul di ketiak daun, bertangkai 0,5 cm, kelopak bunga bulat telur memanjang, agak runcing, warna hijau pucat atau kemerahan, berambut, daun mahkota berbentuk lonceng berwarna kuning atau putih kehijauan.
Buah jenitri berbentuk bulat bola, kulit buah halus warna hijau ketika masih muda dan biru tua keunguan ketika buah sudah tua. Besar kecilnya buah bervariasi, dengan diameter buah antara 0,5 cm hingga 3 cm. Bila kulit buah dikelupas tampak biji jenitri mempunyai relief seperti biji pepaya berlubang dan beralur (berulir) layaknya diukir yang disebut mukhi.
Biji Jenitri memiliki bentuk yang bermacam-macam, bentuk dan mukhi ini nantinya akan mempengaruhi harga jual jenitri. Untuk mengetahui harga jual biji jenitri silahkan buka artikel harga jual jenitri terbaru. Sebagian literatur menyebutkan biji pohon jenitri rudraksha kualitas terbaik bisa bertahan 7 generasi.
Masa berbunga pohon jenitri ganitri adalah bulan Oktober sampai Desember, muncul buah muda pada bulan Januari dan buah masak pada bulan Maret, biasanya berjatuhan pada bulan April sampai akhir Mei.
Next
« Prev Post
« Prev Post
First
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Komentar