Cara Menentukan Kualitas Jenitri Rudraksha
Cara menentukan kualitas jenitri rudraksha yang bagus
Untuk menentukan kualitas biji jenitri dilihat dari beberapa segi. Sebagian besar pengguna menilai rudraksha karena manfaatnya dengan menghitung mukhi dan ukuran. Berdasarkan kepercayaan ada pengaruh kuat antara jumlah mukhi jenitri dengan manfaatnya bagi seseorang. Hal ini dikarenakan setiap jenis jenitri memiliki pengaruh astrologi yang dominan.
Penilaian juga berdasarkan asal jenitri, secara umum jenitri Indonesia khususnya dari pulau Jawa lebih berkualitas dan mempunyai energi lebih besar dibanding dari negara lain.
Di tingkat dunia telah juga telah dikembangkan suatu standar untuk analisis kualitas jenitri Rudraksha yang dapat membantu setiap buyer dan trader untuk mendapatkan patokan standar dalam menentukan kualitas jenitri.
Untuk menentukan kualitas jenitri terbaik dapat dilihat dari :
1. Ukuran : semakin kecil ukuran biji jenitri semakin mahal harganya. Jenitri memiliki ukuran 1 sampai dengan 11 (nomor 1 berukuran 5.5 mm, naik tiap nomor 0.5 mm)
2. Bentuk (simetris bulat, oval lonjong, gepeng, kacang). Bentuk jenitri juga mempengaruhi kualitas, namun ini lebih pada selera pasar. Ada masa ketika jenitri simetris bulat dihargai mahal, namun sekarang trend pasar lebih menyukai jenitri gepeng.
3.Warna (Kecerahan) : secara umum kualitas jenitri terbagi menjadi warna cerah / putih, merah, coklat, hitam. Penentuan kualitas dari warna ini lebih pada selera.
Sebagai informasi warna jenitri rudraksha yang berbeda berhubungan dengan / tatanan sosial keagamaan Varna - Ashrama - Dharma.
Putih untuk brahmana , Merah untuk ksatria , Coklat untuk vaishya , Hitam untuk shudra.
4. Tekstur permukaan : ukiran kasar atau halus. Trend terbaru kualitas jenitri yang dicari adalah yang memiliki tekstur halus.
5.Face/ Mukhi : jumlah alur atau celah. Kualitas mukhis ditentukan oleh kedalaman dan jumlah alur. Semakin dalam dan semakin banyak alur, semakin tinggi kualitas jenitri. Semakin banyak jumlah mukhi semakin langka dan mahal.
6. Modifikasi (bentuk asli atau perubahan). Kualitas jenitri dipengaruhi apakah bentuknya asli natural atau sudah dimodifikasi.
7. Pengerjaan (Manual / mesin). Jenitri yang diolah dengan manual / handmade dianggap lebih berkualitas dan dihargai lebih mahal dibanding yang diolah dengan mesin. Ada kecenderungan biji jenitri yang diolah dengan mesin merusak tekstur dan bentuk jenitri.
8. Perawatan (Peminyakan)
9. Tingkat Kontaminasi (Obat pengawet dll). Negara Eropa menghendaki jenitri berkualitas yang murni dan tidak diolah dengan bahan pemutih atau pewarna. Sehingga jenitri yang non toxic dan minim zat kimia dihargai lebih mahal
10. Massa (Berat). Jenitri yang berkualitas memiliki berat dan kepadatan yang bagus. Cara mengeceknya mudah, jika biji jenitri tidak tenggelam dalam air berarti biji jenitri tersebut berkualitas jelek.
Kesepuluh aspek diatas adalah pedoman dalam menentukan kualitas jenitri rudraksha yang baik.
Untuk menentukan kualitas biji jenitri dilihat dari beberapa segi. Sebagian besar pengguna menilai rudraksha karena manfaatnya dengan menghitung mukhi dan ukuran. Berdasarkan kepercayaan ada pengaruh kuat antara jumlah mukhi jenitri dengan manfaatnya bagi seseorang. Hal ini dikarenakan setiap jenis jenitri memiliki pengaruh astrologi yang dominan.
Penilaian juga berdasarkan asal jenitri, secara umum jenitri Indonesia khususnya dari pulau Jawa lebih berkualitas dan mempunyai energi lebih besar dibanding dari negara lain.
Di tingkat dunia telah juga telah dikembangkan suatu standar untuk analisis kualitas jenitri Rudraksha yang dapat membantu setiap buyer dan trader untuk mendapatkan patokan standar dalam menentukan kualitas jenitri.
Untuk menentukan kualitas jenitri terbaik dapat dilihat dari :
1. Ukuran : semakin kecil ukuran biji jenitri semakin mahal harganya. Jenitri memiliki ukuran 1 sampai dengan 11 (nomor 1 berukuran 5.5 mm, naik tiap nomor 0.5 mm)
2. Bentuk (simetris bulat, oval lonjong, gepeng, kacang). Bentuk jenitri juga mempengaruhi kualitas, namun ini lebih pada selera pasar. Ada masa ketika jenitri simetris bulat dihargai mahal, namun sekarang trend pasar lebih menyukai jenitri gepeng.
3.Warna (Kecerahan) : secara umum kualitas jenitri terbagi menjadi warna cerah / putih, merah, coklat, hitam. Penentuan kualitas dari warna ini lebih pada selera.
Sebagai informasi warna jenitri rudraksha yang berbeda berhubungan dengan / tatanan sosial keagamaan Varna - Ashrama - Dharma.
Putih untuk brahmana , Merah untuk ksatria , Coklat untuk vaishya , Hitam untuk shudra.
4. Tekstur permukaan : ukiran kasar atau halus. Trend terbaru kualitas jenitri yang dicari adalah yang memiliki tekstur halus.
5.Face/ Mukhi : jumlah alur atau celah. Kualitas mukhis ditentukan oleh kedalaman dan jumlah alur. Semakin dalam dan semakin banyak alur, semakin tinggi kualitas jenitri. Semakin banyak jumlah mukhi semakin langka dan mahal.
6. Modifikasi (bentuk asli atau perubahan). Kualitas jenitri dipengaruhi apakah bentuknya asli natural atau sudah dimodifikasi.
7. Pengerjaan (Manual / mesin). Jenitri yang diolah dengan manual / handmade dianggap lebih berkualitas dan dihargai lebih mahal dibanding yang diolah dengan mesin. Ada kecenderungan biji jenitri yang diolah dengan mesin merusak tekstur dan bentuk jenitri.
8. Perawatan (Peminyakan)
9. Tingkat Kontaminasi (Obat pengawet dll). Negara Eropa menghendaki jenitri berkualitas yang murni dan tidak diolah dengan bahan pemutih atau pewarna. Sehingga jenitri yang non toxic dan minim zat kimia dihargai lebih mahal
10. Massa (Berat). Jenitri yang berkualitas memiliki berat dan kepadatan yang bagus. Cara mengeceknya mudah, jika biji jenitri tidak tenggelam dalam air berarti biji jenitri tersebut berkualitas jelek.
Kesepuluh aspek diatas adalah pedoman dalam menentukan kualitas jenitri rudraksha yang baik.